Minggu, 19 Mei 2013

Pentingnya Program Konseling di Sekolah Menengah

Latar Belakang Masalah
Opini yang berkembang saat ini menunjukkan para peserta didik bangsa tengah mengalami krisis moralitas yang ditandai oleh berbagai jenis kenakalan remaja yang timbul, terutama banyak yang dilakukan oleh kalangan dari peserta didik Sekolah Menengah baik SLTP maupun SLTA. Kondisi tersebut tidak lepas dari perkembangan informasi yang bebas diperoleh oleh setiap peserta didik tanpa adanya batasan atau filter perihal setiap informasi yang diterima, dan masyarakat menilai bahwa degradasi moral merupakan tanggung jawab sekolah, sedangkan peran pendidik di sekolah tertuju pada peran Guru BK (Bimbingan Konseling).
Guru BK dinilai tidak cukup mampu memenuhi kebutuhan sekolah untuk membentuk dan mengarahkan moral para peserta didik kearah yang lebih baik. Bimbingan konseling yang diperlukan sebaiknya adalah metode persuasif bukan selalu mengedepankan penegakan tata tertib atau represif terhadap perilaku siswa yang menyimpang.

Peran Guru BK dilihat dari pendekatan program konseling
Fakta bahwa kurangnya tenaga pendidik BK dinilai menjadi permasalahan klasik dan sangat berpengaruh pada berhasil dan tidaknya pembentukan moral peserta didik di lingkungan sekolah. Mencermati pemikiran
tersebut adalah benar, namun tidak sepenuhnya dipersoalkan, karena sesungguhnya bisa diatasi dengan cara bagaimana pendekatan konseling Guru BK tersebut memberdayakan dan mengikutsertakan peran wakil siswa yang terbentuk dari organisasi kesiswaan. Guru BK sebagai penasehat mengendalikan setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi siswa tersebut, sehingga dengan kemampuan Guru BK mengkoordinasikan setiap organisasi siswa dimaksud permasalahan jumlah Guru BK yang terbatas bisa teratasi. Pendekatan selanjutnya adalah cara konseling tersebut diterapkan oleh Guru BK, yang sebaiknya pendidikan konseling tidak hanya semata dilakukan di dalam kelas yang dibuatkan kurikulum sendiri, namun lebih dari itu adalah upaya yang bersifat persuasif harus lebih banyak porsinya dibandingkan upaya represif. 

Personal Guru BK yang dibutuhkan
Seorang Guru BK sebaiknya mempunyai kedekatan emosional terhadap peserta didiknya tanpa memandang apa latar belakang disiplin ilmu Guru BK tersebut serta mampu beradaptasi dan berkomunikasi pada setiap kalangan siswanya. Memperhatikan usia Guru BK lebih baik ditunjuk seorang yang rentang usianya tidak jauh dari siswa yang diampu karena dari cara pandang dan pemikiran tidak berbeda jauh dari cara pandang siswa, selain itu guru dimaksud mengetahui perkembangan kepribadian setiap siswa pada usia tertentu serta mampu mengikuti perkembangan informasi yang menjadi topik di kalangan siswanya (update). 
Dengan demikian pengaruh dan fungsi bimbingan konseling dapat dirasakan peserta didik dan bukan semata sebagai jabatan formalitas struktural sekolah saja. -Tersaji-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar